Sabtu, 26 Juli 2014,
Sehari setelah ulang tahunku, kami melakukan tradisi rutin masyarakat Indonesia menjelang hari lebaran: mudik. Keluargaku yang terpisah jauh sendiri mencari keberuntungan di Surabaya sudah memiliki kegiatan wajib mudik ke daerah asal papa dan mama, di Jawa Tengah. Setiap tahunnya, kita memiliki perjalanan wajib dengan tujuan Jogja (rumah Pakde, saudara, dan teman-teman papa), Purworejo (keluarga mama), Ambarawa-Magelang-Parakan-dan sekitarnya (keluarga papa). Sebenarnya ada rumah-rumah saudara lain yang siap dikunjungi di Semarang dan Solo, tapi tidak setiap tahun kami kesana. Dan tahun ini, kami melaksanakan rute wajib ditambah menginap di Solo, di rumah keluarga mas Singgih, besan baru gitu ceritanya haha.
Sehari setelah ulang tahunku, kami melakukan tradisi rutin masyarakat Indonesia menjelang hari lebaran: mudik. Keluargaku yang terpisah jauh sendiri mencari keberuntungan di Surabaya sudah memiliki kegiatan wajib mudik ke daerah asal papa dan mama, di Jawa Tengah. Setiap tahunnya, kita memiliki perjalanan wajib dengan tujuan Jogja (rumah Pakde, saudara, dan teman-teman papa), Purworejo (keluarga mama), Ambarawa-Magelang-Parakan-dan sekitarnya (keluarga papa). Sebenarnya ada rumah-rumah saudara lain yang siap dikunjungi di Semarang dan Solo, tapi tidak setiap tahun kami kesana. Dan tahun ini, kami melaksanakan rute wajib ditambah menginap di Solo, di rumah keluarga mas Singgih, besan baru gitu ceritanya haha.
Papa yang selalu menjadi tumpuan
yang menyetir mobil biasanya lebih memilih berangkat dini hari setelah sahur,
biasanya kami pulang kampung dua atau tiga hari sebelum lebaran, kami memilih
mobil karena kami berlima dengan segala barang membutuhkan tempat yang
mencukupi ditambah lagi tempat-tempat yang harus kami datangi cukup banyak,
jadi mobil menjadi lebih praktis karena bisa jadi lemari berjalan ke setiap
kota. Haha. Kali ini, karena mbak-mbak di rumah baru pulang Jumat malam, dan
menyiapkan rumah yang akan ditinggalkan, kami baru memulai perjalanan pada
Sabtu pagi, sekitar pukul tujuh. One thing missed, kami Cuma berempat, karena
mbak Ocha, yang sudah menikah dan sudah bekerja di Total, Balikpapan (I haven’t
post about her super-fast wedding anyway haha next time will be) belum punya
izin cuti, jadi dia Cuma punya jatah libur tiga hari sesuai tanggal merah, dan
karena susah dapet tiket, akhirnya dia pulang dapet tiket ke semarang, dan
bakal dijemput ke Solo, jadi kami
berempat bakal ketemu dia di Solo sehari sebelum lebaran.