Tepat
pertengahan tahun lalu, akhir Juni menuju awal Juli, saya sedang mempersiapkan
diri untuk pendaftaran seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program
Magister Luar Negeri (LN) Reguler yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementrian Keuangan Republik Indonesia tahun
2017. Seluruh prosesnya, dari persiapan pendaftaran administrasi sampai seleksi
akhir, memberikan saya banyak pelajaran. Banyak hal yang harus dipersiapkan,
mulai dari dokumen pribadi, berkas akademis, essay yang menarik, kemampuan
diskusi dalam grup, sampai wawancara tahap akhir yang menjadi go-no-go
situation. Semuanya butuh niat yang kuat, usaha yang sungguh-sungguh, dan doa
yang tulus dan jujur kepada-Nya.
Cerita singkat
saya tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk LPDP kali ini, bukan untuk
memotivasi pembacanya bahwa mendaftar dan mendapatkan LPDP itu mudah lho,
justru, saya ingin menekankan bahwa silahkan mendaftar jika kamu sudah yakin
dan punya tekad kuat untuk mengusahakannya dengan sungguh-sungguh. Jangan setengah-setengah,
jangan “yaa coba dulu deh sapa tau jodoh”, jangan mendaftar jika hanya ingin
mengadu nasib. Jangan seperti saya dulu.
Saat itu, saya
belum berusia kepala dua saat mempersiapkan diri untuk mendaftar, saya belum
memiliki ijazah sebagai tanda status kelulusan dari kampus, saya belum memiliki
Letter of Acceptance (LoA) baik yang unconditional maupun conditional dari
kampus tujuan manapun. Singkatnya, hampir dari belasan dokumen yang dijadikan
syarat pendaftaran, baru satu yang saya miliki. Tau ngga itu apa? KTP.
Satu-satunya dokumen pendaftaran yang saya miliki hanya tanda bahwa saya memang
warga negara Indonesia. Itu pun, KTPnya masih KTP lama, yang di-laminating itu
lho, yang e-KTP masih belum jadi. Kata pegawai kelurahan saya, blankonya masih
habis. Maklum, di pertengahan 2017, kasus e-KTP masih kemana-mana. Kira-kira,
kebayang ngga? Huahahaha.
Jangan
setengah-setengah lah kalau memang niat ingin mendaftar. LPDP is currently the
country’s largest and arguably most popular scholarship program. LPDP is open
for anyone, literally anyone as long as they are Indonesian. Either civil
servants, lecturers, worker in private sector, or even a fresh graduate, as
long as fulfill all of the requirements LPDP asked, everyone is acceptable.
Termasuk saya, dengan kondisi sebagai freshgrad yang juga lagi siap-siap untuk
pekerjaan pertama, saya juga diterima di LPDP. Mungkin iya kondisi saya saat
akan mendaftar setahun lalu sangat kacau balau, tapi saya ngga cuma diam saja.
Meskipun dari luar sangat messy, essay baru dibuat satu minggu sebelumnya,
seluruh dokumen pendaftaran baru siap di upload di hari terakhir, pun sampai
seleksi substansi saat masih probation di kantor, tapi dari dalam saya sudah
menghitung dan mengaturnya sedemikian rupa. Meskipun terlihat berantakan, tapi
saya sungguh-sungguh mempersiapkan semuanya.