Young
Leaders for Indonesia, atau YLI, adalah sebuah leadership development program
yang dibuat dan dikembangkan oleh YLI Foundation dan McKinsey Indonesia. YLI
sendiri didirikan dengan sebuah aspirasi “Unleash Indonesia” sejak tahun 2007.
YLI mempertemukan mahasiswa-mahasiswi terbaik di Indonesia dalam beberapa forum
interaktif yang mengajak dan mengajarkan para pesertanya untuk menjadi seorang
pemimpin. Beberapa modul yang diberikan juga berkaitan dengan metode-metode
yang biasa digunakan para konsultan di McKinsey untuk memecahkan masalah.
Singkatnya, YLI dan programnya mengajarkan pesertanya tentang problem solving
and how to be a good leader.
Beruntungnya,
saya sempat menjadi salah satu peserta YLI, yaitu YLI National Wave 8 pada
tahun 2016 lalu. YLI National Wave 8 terdiri dari 60 mahasiswa Indonesia
tingkat ketiga dan tingkat akhir, ada yang dari PTN seperti UI, ITB, UGM, dari
PTS seperti Binus, pun dari perguruan tinggi luar seperti NTU dan NUS. YLI
brings me to a forum with fifty nine high quality college students, which not
only smart, but they are purposeful and insightful. Bukan hanya partisipannya,
namun panitianya sendiri adalah YLI alumnae, yang mana mereka adalah seniornya
orang-orang hebat ini. Lebih dari itu, para pengisi materi di ketiga forum YLI
juga tak kalah menakjubkannya. Mulai dari McKinsey consultants, CEO, bahkan
menteri juga ‘mampir’ untuk mengisi materi di forum kami. Simply, it is an
ultimate high quality forums, in all aspects.
Sesungguhnya,
forum hebat ini pernah menyisakan sebuah perasaan minder, rasa kurang percaya
diri ini muncul ketika harus berhadapan dengan teman-teman yang amat sangat
pintar, berwawasan luas, berprestasi, dan baik hati. Wah, leleh lah saya ketemu
teman-teman yang prestasinya udah selangit-langit, tapi juga baik-baik. Ruginya
saya saat itu adalah beberapa kali memikirkan bagian buruknya saja seperti
membandingkan diri ke mereka dan akhirnya cuma dapat rasa kurang percaya diri
dan kurang bersyukur. Lambat laun, selain karena proses acceptance, dibarengi juga
semakin kenalnya dengan mereka yang ternyata memang baik dan mau terus berusaha
jadi lebih baik karena purpose yang besar. Saya jadi kagum sekali, jadi kaya
lagi jatuh cinta aja sama masing-masing dari mereka. Baik teman-teman saya
seangkatan, senior, dan para pembesar YLI lainnya. Sehingga saya sadar, bahwa
circle ini memang circle kelas A karena semuanya punya tujuan hidup, yang ga
sedikit bukan cuma mikirin tujuan hidupnya tapi juga hidup orang lain dan
tujuan Indonesia. At the end, saya senang sekali pernah menjadi bagian darinya,
dan berusaha untuk tidak akan menyiakan circle ini, terutama teman-teman hebat
yang saya kenal. I want to keep the circle close!
Tahun
ini, adalah ulang tahun YLI yang ke-10. Untuk memperingatinya, dan juga sebagai
agenda tahunan, maka diadakanlah YLI Annual Conference. YLIAC menjadi suatu
wadah untuk (lagi-lagi) mempertemukan para pemuda hebat di Indonesia. Di annual
conference-nya, seluruh YLI participants dari wave pertama sampai terakhir,
baik YLI national ataupun regional akan diundang dan dikumpulkan dalam sebuah
forum yang lebih besar. Annual conference tahun ini dipersembahkan dengan tema
besar YLI Annual Conference 2019: Catalyzing the Future pada hari Sabtu
kemarin, 19 Januari 2019 di Sheraton Ballroom, Jakarta. Tak hanya mengumpulkan
seluruh keluarga besar YLI saja, tapi turut mengundang Pak Rudiantara,
Menkominfo Republik Indonesia, serta Handry Satriago, CEO GE Indonesia, sebagai
pembicara. Selain itu, juga ada para petinggi perusahaan lain, McKinsey partner
and consultants, and YLI Foundation family. Sebenarnya, juga diagendakan bahwa
akan ada Bu Sri Mulyani, namun sayangnya beliau tidak bisa hadir. Selain
berkumpul dan membahas isu terkini, juga gong show, awarding night, games, dan
door prize seru semacam tiket Ed Sheeran Jakarta Concert. *brb die*
Yang
paling membuat acara YLIAC ini menarik buat saya adalah: acara ini hadir di
pertengahan Januari. Mengapa? Hahahaha karena ini peak season! Sebagai auditor,
bulan Januari sampai April adalah critical period kami a.k.a dikejar deadline
mati-matian a.k.a peak season. Dan Januari 2019 ini adalah awal mula peak
season kedua saya di KAP 3 huruf ini. Baik dari cerita para senior pun setelah
mengalami sendiri peak season tahun 2018 lalu, ternyata ini benar-benar musim
puncaknya auditor. Peak season tahun lalu berhasil membuat saya yang
jarang-jarang minum kopi menjadi konsumen aktif kopi, saya yang dulu waktu
kuliah jam 9 malam sudah tidur menjadi pulang pagi, pun membuat saya.. naik 10
kg dalam setahun. Nice. Ada aja korelasi timbangan putar ke kanan abis-abisan
gegara lembur setiap hari, awalnya saya juga bingung, tapi, tapi, tapi ya
memang terjadi. Hahahaha.
Karena
itu lah, karena sudah hampir dua minggu dikejar-kejar deadline, lembur terus
sampai pagi, bahkan weekend pun masuk, datang ke YLIAC menjadi sebuah
pencapaian buat saya. Pertama, saya berhasil tidak lembur di malam minggu kali
ini. Kedua, saya berhasil meluangkan sekian waktu untuk pergi ke acara
tersebut, bukannya menggunakan malam minggu syahdu untuk tidur. Ketiga, saya
jadi bertemu dengan teman-teman hebat nan baik yang saya ceritakan tadi,
setelah berminggu-minggu 24/7 bersama tim audit saya terus hahahaha. Dan juga
saya jadi bisa menikmati pembahasan isu terkini mengenai pemuda, kesempatan,
teknologi, dan masa depan Indonesia dari kacamata para pemimpin-pemimpin hebat
negara ini. Bahkan, dengan bertemu kembali dengan teman, senior, junior, pun
para orang besar tersebut, semangat itu jadi muncul lagi. Semangat untuk
kembali berusaha agar perjalanan hidup ini lebih bermakna dan bermanfaat, bukan
hanya bagi saya, tapi juga orang di sekitar saya. Saya mendengar masalah dan
problem solving yang diceritakan oleh pemimpin salah satu lembaga kementrian
negara, General Electric Indonesia, GOJEK Indonesia, McKinsey Indonesia, pun
setiap cerita lain teman-teman saya di instansi/perusahaan lain. Mata saya
kembali terbuka, hati saya kembali tergerak.
Tentunya,
ini juga jadi kesempatan saya kembali bersilaturahmi dengan teman-teman baik
nan hebat yaaaang sejak tadi saya katakan. Foto yang saya taruh di paling atas
postingan ini adalah foto saya dengan teman-teman seangkatan YLI National Wave
8. Ada 17 dari 60 yang berhasil mengalokasikan waktunya (yang saya yakin
berharga itu) untuk datang ke acara ini. Mungkin setiap orang akan punya fokus
dan tujuan masing-masing untuk apa datang, tapi yang pasti mereka pulang dari
acara ini dengan hati yang senang. Saya menjadikan momen ini untuk menikmati
waktu, mempererat perkenalan, dan menjadi media belajar lagi. Saya senang. Bisa
ketemu, ngobrol, dan yaaa meski bahas yang enteng-enteng sampai kerjaan atau
juga tentang masa depan, banyak yang bisa saya dengarkan dan ambil cerita
baiknya. Senang.
Terima
kasih YLI, sudah menjadi salah satu proses belajar saya yang menantang dan
mengasyikan tiga tahun lalu. Terima kasih juga sudah mempertemukan saya dengan
banyak sosok hebat dan memberi materi problem solving yang bisa digunakan
setiap hari sampai pada plan jangka panjang hidup ini. Terima kasih juga, sudah
mengadakan acara YLIAC ini di tengah-tengah peak season saya di kantor. Ini
jadi refreshing buat saya. Refreshing yang tetap membuat berpikir. Berpikir
sudah apa saya buat Indonesia, mempertanyakan apakah yang saya lakukan saat ini
sudah memberi impact banyak ke orang lain, dan juga menjadi buah pikir dalam
perjalanan saya ke depan. Terima kasih, YLI!
Cheers,
Adelia
Budiarto.
Youre inspiration
ReplyDeleteThank you for the kind words!
DeleteI think you should start a youtube channel... share your something by video, bcs youtube is so easy to reach. There is more people will inspire by yourlife. But its your choice. I enjoy your every story in whatever medium you use...
DeleteHahaha nice recommendation anyway! But somehow I still have no clue to talk on the camera by myself and do the editings (even dont have any video editor application lol) but thanks!
Delete