Di Museum
Zoologi Kebun Raya Bogor, terdapat sebuah replika ikan paus biru yang
diabadikan dan menjadi ikon museum sejak awal tahun 1900-an lalu. Kalian sudah
pernah melihatnya belum? Ini adalah kedua kalinya bagiku melihatnya. Replika,
iya aku tadi bilang replika. Saat pertama kali aku mengunjungi Kebun Raya Bogor
di bulan Januari tahun 2018 lalu bersama mas Aulia, aku mengatakan padanya,
“Wah, besar
banget ya ini replikanya”, lalu ia menjawab,
“Replika gimana, ini asli tau”
“Ah iya?
Masak sih? Ngga ah ga percaya”
“Gimana
sih, coba itu baca keterangannya”
Lalu ku
membaca keterangan yang tertulis di papan penjelasan mengenai paus biru
tersebut. Ternyata benar, ini bukan replica. Tertulis bahwa ini kerangka ikan
paus asli yang berasal dari ikan paus biru (Balaenoptera musculus) yang ditemukan
mati dan terdampar di Pantai Pamengpeuk, Priangan Selatan, pada tahun 1916
lalu. IYA GITU, INI KERANGKA PAUS ASLI? Diriku tetap geleng-geleng bingung
tidak percaya.
Karena
aku butuh kepastian, ku tanya lah dengan petugas yang ada di museum, “Pak, ini
kerangkanya dari ikan paus asli?” Dan iya, ya memang iya. Aku aja yang ngeyel dan
berkontemplasi sendiri. Mas Aul cuma menghela nafas melihat kelakuanku
hahahaha. Benar bahwa kerangka ikan paus biru ini asli. Setelah ia ditemukan
terdampar dan mati, tubuhnya kemudian dibawa ke Bogor untuk diawetkan dan diabadikan
di Museum Zoologi ini. Dari yang ku baca, bahkan membutuhkan waktu kurang lebih
dua bulan untuk memindahkan bagian tubuh ikan ini dari Garut ke Bogor.
Bagaimana tidak, ikan paus biru ini memiliki panjang hingga 27 meter dan berat
mencapai 119.000 kilogram. Kerangkanya saja beratnya hampir 64 ton, masuk akal
butuh waktu dan tenaga untuk memindahkannya. Berat dan besar, teman-teman.
Selesai
mengagumi keaslian kerangka ikan paus biru yang memenuhi ruangan akhir di
museum ini, aku jadi bertanya-tanya, berarti seluruh ikan, unggas, reptil, dan
hewan lainnya yang ada di museum ini asli gitu? Bukan replica? Serius, aku
tanya lagi ke petugas museum yang lain, dan dijawab iya, ini asli. Seluruh
koleksi hewan di Museum Zoologi Bogor ini asli, dari hewan mati yang diawetkan,
bukan replica. Bahkan banyak hewan-hewan yang mati karena dibunuh oleh
orang-orang tidak bertanggung jawab, bahkan hewan yang susah ditemui lagi saat
ini.
Museum
Zoologi sendiri berada di dalam Kebun Raya Bogor, didirikan oleh seorang botani
berkebangsaan Belanda yang diresmikan pada tahun 1901. Kebun Raya Bogor sendiri
sudah didirikan sejak tahun 1817 yang pendiriannya didasari oleh sebuah surat
dari seorang ahli biologi kepada Gubernur saat itu bahwa ia meminta sebidang
tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru,
dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain. Dan jadilah Kebun
Raya Bogor yang amat luas dan indah ini. Luasnya mencapai 87 hektar dan
memiliki belasan ribu jenis pohon dan tumbuhan, bahkan ada bunga bangkai juga.
Kebun
Raya Bogor sendiri isinya sangat beragam, dari Museum Zoologi yang kuceritakan
tadi yang mengkoleksi hampir dua puluh lima ribu spesies dan lebih dari dua
setengah juta specimen Ada pula monumen Lady Olivia Raffles, istri dari
Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang mendiami Istana Bogor saat itu
yang meninggal karena sakit dan mendiangnya diabadikan di sana. Ada juga Tugu
Peringatan Reinwardt, seorang ilmuwan botani dan kimia berkebangsaan Jerman
yang kemudian mendapatkan jabatan sebagai menteri di bidang pertanian, seni,
dan ilmu pengetahuan yang ditempatkan di Hindia Belanda, ia tertarik
menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan dan memutuskan
untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor. Pun
juga ada Istana Bogor itu sendiri, karena ide awal Kebun Raya Bogor ini adalah mengembangkan
halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Istana Bogor yang
halamannya dipenuhi oleh rusa-rusa yang sehat dan indah, yang bisa dinikmati
dari jalan raya, yang juga sambil jalan melewatinya sambil bergumam, jadi kapan
bisa masuk ke sana sebagai jajaran pemerintahan? Hahaha.
Pikiranku
yang tetap seakan tidak percaya bahwa koleksi hewan yang ada di Museum Zoologi
ini asli terbukti salah, sekali lagi. Siang tadi, adalah kedua kalinya aku
mengunjungi Kebun Raya Bogor. Bukan lagi dengan mas Aulia yang dipenuhi dengan
jalan kaki mengitarinya, kali ini dengan keluargaku. Bersama papa, mama, mas
Ido, mba Endah, dan kak Arfa. Setelah tiga hari ini kami menghabiskan waktu
bersama di Jakarta, kami menutup liburan bersama yang singkat ini ke Bogor.
Kami menikmati Kebun Raya Bogor di hari yang cerah ini.
Aku
kembali mengunjungi Museum Zoologi, sembari kami mengajarkan Arfa tentang ragam
hewan yang ada. Kali ini, ku bertanya ke Papa, beliau adalah dokter hewan dan
sejatinya lebih paham tentang animalia dibanding yang lain. Pertanyaanku
padanya,
“Pa, ini
asli ga sih? Hewan-hewannya, ikan pausnya?”
“Asli
kok, dek, ini sih diawetin aja.”
Baik.
Kali ini aku tidak akan bertanya lagi, ini asli atau bukan. Ku sudah percaya.
Terima
kasih, mama papa terutama yang sudah mengunjungi kami di Jakarta. Pun mba Endah
dan kak Arfa yang ikut main nyamperin ayahnya. Terima kasih karena empat hari
ini amat menyenangkan. Meskipun hari biasa, rasanya luar biasa karena
dihabiskan bersama. Cuti satu hari kemarin Jumat adalah pilihanku yang tepat.
Meskipun sempat basah kuyup kehujanan di Kebun Raya setelah baru duduk
menikmati udara sejuk dan Istana Bogor diseberang sambil makan siang, aku tetap
senang. Sudah lama sekali rasanya tidak pernah hujan-hujanan sama mama dan
papa. Hahahaha. Aku sayang semuanya. Terima kasih banyak!
Aku yang
sudah tidak meragu lagi,
Kalau itu
memang asli,
Della.
No comments
Post a Comment