December 31, 2015

2015: The Farthest Version of Myself

Hai,
Selamat sore.

Tahun lalu, di postingan ini saya merasa telah mencoba banyak hal baru. Mulai dari ikut Himpunan, turun ke banyak kepanitiaan, ikut seleksi delegasi kampus, menginjakkan kaki di negeri Paman Sam. Sampai mencoba memulai sebuah hubungan. Tahun lalu saya berproses, saya menerima kegagalan, mencoba berdamai dengan keadaan, dan bangkit lebih tinggi. Dan tahun ini, ternyata saya telah mencoba lebih banyak hal baru. Tidak hanya berdamai dengan keadaan, tapi saya memperbaiki keadaan dan berusaha menjadi jauh lebih baik.

Di sini lagi, di penghujung tahun. Lagi-lagi, seperti kebiasaan, saya ingin menuliskan hal-hal yang telah saya lalui. Yang nantinya bisa menjadi cerminan diri saya untuk melihat ke belakang.


Kali ini keadaan malam akhir tahun saya cukup berbeda. Tidak seperti postingan empat tahun ke belakang dimana saya selalu tidur-tiduran sendiri di kamar menghabiskan malam tahun baru. Yang saya selalu klaim sebagai
quality time. Sore ini, saya ingin menulis dahulu, sebelum nanti malam rumah saya akan dijajah beberapa orang yang ingin menghabiskan malam tahun barunya bersama.

SHARE:

November 11, 2015

Belajar: Menggunakan Hati

Kemarin, dalam sebuah perbinacangan sederhana dengan teman saya, sambil bercanda dia  mengatakan bahwa suatu hal yang benar itu relatif, dan salah adalah mutlak. Kalimat itu tidak bisa begitu saja masuk telinga saya dan langsung keluar, kalimat itu berhenti di pikiran saya dan memaksa saya berpikir. Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapatnya, bagi saya benar dan salah iti sama-sama relatifnya. Relatif atau tidaknya bergantung pada bagaimana perspektif seseorang melihat sebuah kejadian.

Memukul  seseorang yang sedang berjalan dihadapanmu adalah hal yang jelas-jelas salah, namun jika kamu memukul seseorang untuk pembelaan diri, hal itu merupakan hal yang mungkin saja dianggap benar. Hal ini dibenarkan oleh hukum di Indonesia dalam KUHP yang mengatakan bahwa “barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum, maka tidak dipidana”.  Ini juga dibenarkan dalam kepercayaan saya, dalam agama saya, bahwa orang yang merasa bahwa kehormatan, harta, dan dirinya dalam bahaya, ia berhak melakukan pembelaan. Begitupun, ketika seseorang melihat orang lain dalam kondisi tersebut, maka ia pun berhak melakukan pembelan terhadapnya. Namun, pembelaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan kadar bahaya yang dihadapinya, jangan melewati batas. Hal ini tertulis dalam surat Al-Baqoroh ayat 194 bahwa “Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketauhilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa”. Maka, benar atau salah harus dilihat darimana sudut pandang hal tersebut dilakukan.
SHARE:

October 22, 2015

Is Falling In Love Made You Feel That Way?

I don't like you, Park. 
I think I live for you. 
I don't think I even breathe when we're not together. 
Which means when I see you on Monday morning, it's been like sixty hours since I've taken a breath. That's probably why I'm so crabby, and why I snap at you. 
All I do when we're apart is think about you, and all I do when we're together is panic. 
Because every second feels so important. 
And because I'm so out of control, I can't help myself.

I'm not even mine anymore, I'm yours, and what if you decide that you don't want me? 
How could you want me like I want you?


Well, actually, I haven't ever feel that way. Is it real falling in love will make you feel so?
Tell me.

And anyway, pieces above from Eleanor & Park by Rainbow Rowell.

Cheers,
D.
SHARE:

August 7, 2015

I Remember It All Too Well


Maybe we got lost in translation, 
Maybe I asked for too much?
And maybe this thing was a masterpiece,
Til you tore it all up,
Running scared, I was there, 
I remember it all too well..

Hey, you call me up again just to break me like a promise,
So casually cruel in the name of being honest,
I'm a crumpled up piece of paper lying here,
Cause I remember it all, all, all too well.

 
It was rare, I was there, I remember it all too well.

D.
SHARE:

July 25, 2015

One and Eight

 

One candle I blowed on the top of my pizza today,
Eight slices pizza I already ate following the day,

One big hug I gave to mom and dad this morning,
Eight times bigger smile they gave to me, 

One relationship ended some days before,
Eight warmer hearts actually offered by families since I was born,

One big thank you I whispered to God when I wake up today,
Eight good things Allah suddenly gave me even I don't ask.

Alhamdulillah for the super amazing eighteen years that I had,
Alhamdulillah.
Alhamdulillah.

Thank you ya Allah for the age.
Thank you Allah for the healthy, wealthy, and all bless you gave.
Thank you Papa, Mama, family, and friends for the kind wishes and prayers.
Thank you, you.


Happy birthday, D.
SHARE:

June 12, 2015

Maybe You'll Find Someone


Once in a lifetime maybe you'll find someone
Who steals your attention
But you're still too young to do anything

Once in a lifetime maybe you'll find someone
Who makes you fall for
But has no intention to catch you

Once in a lifetime maybe you'll find someone
Who introduces you to lots of new things and playing a role as teacher and opener of your gate
But can't continue accompanying you to the rest of your journey
SHARE:

May 10, 2015

Cerita: Akhirnya Semua Kakak Saya Sudah Resmi Menikah

Bulan lalu, saya bercerita akhirnya kakak saya menikah, kakak perempuan saya, Mba Ocha. Lalu, malam ini, saya baru saja pulang dari Gedung Balai Kartika, tempat kakak laki-laki saya, Mas Ido menyelenggarakan acara resepsi pernikahannya. Iya, 10 Mei 2015 ini, kedua kakak saya resmi sudah menikah.

Tau nggak apa yang terjadi tadi pagi, jam sembilan pagi, sebelum rombongan keluarga kami menuju rumah pengantin perempuan untuk melakukan akad nikah?

Saya nangis di kamar, ngunci kamar. Nangis sendirian. Padahal udah dandan udah pake baju mau berangkat, tiba-tiba saya menciut. Ga terima. Ga rela. Ga mau. Gamau semua ninggalin saya, adik terkecilnya gitu aja. Delapan belas tahun saya tinggal di rumah ini, tiba-tiba mereka mau pergi aja gitu? Gaada juga pernah, mereka berdua, mau mba Ocha mau mas Ido, ga ada yang pernah bilang ke saya kalau mau menikah dan pergi.

Saya sedih.
Saya ditinggalin.
Saya sendirian.

--


SHARE:

April 25, 2015

Cerita: Kakak Saya Akhirnya Menikah

Terakhir kali saya menulis tentang keluarga saya di sini, saya ceritakan bagaimana hecticnya mengurus sebuah resepsi pernikahan hanya dengan campur tangan tiga orang saja. Tapi toh, kami berhasil menyelesaikannya dengan sempurna. Hahaha. Lalu, tiba-tiba saya bingung banget di sini ketika saat itu kedua kakak saya tiba-tiba saling bertunangan. Iya lho, dua-duanya, dalam dua bulan berturut-turut. Ini fenomena apasih.

Kakak laki-laki saya, Mas Ido, sudah menjalin hubungan dengan pacarnya sekitar lima tahun. Mulai dari mahasiswa baru sampai sudah jadi pegawai. Mulai tiap hari kuliah bareng sampai sekarang ldr karena pekerjaan. Mulai tiap malem minggu ngapel sampai akhirnya saat peringatan hari jadian mereka yang kelima kemarin, saya jadi tumbal buat beli hadiah, bunga, dan kasih surprise ke Mba Endah, karena Mas Ido di Jakarta. Kenapa saya yang jadi korban ya.. ini fenomena apalagi sih.

Sampai akhirnya bulan Mei lalu, Mas saya berani untuk maju satu langkah ke depan, sebuah pertunangan. Apasih ya kaya lamaran gitu. Setelah pertemuan demi pertemuan sembari makan malam antara dua keluarga, hari itu, 19 Mei 2014, kami sekeluarga dan rombongan datang ke rumah Mba Endah. Lengkap dengan segala bawaan untuk melamar anak orang, berakhirlah acara siang itu dengan cincin palladium di jari mereka. Yap. Kakak laki-laki saya yang biasa jadi teman adu kekuatan (read: berantem) udah berani ngelamar anak orang aja.

Lalu, kakak perempuan saya, Mba Ocha, sudah menjalin hubungan dengan pacarnya setahun belakangan ini. Cinta lokasi saat menyelesaikan studi S2nya di FTTM ITB. Lucu sih, dia yang harus ldr dengan pacarnya di Surabaya akhirnya tidak kuat, lalu putus. Eh di sana, Mas Singgih ini, seniornya yang dikenalkan teman saat cari kos-kosan di Bandung juga baru putus. Dengan modal mengajari dan membantu si junior survive, jadilah mereka menjalin sebuah hubungan. Luar biasa. Saya kok ga kecipratan yang kaya gini sih.. Kenapa..
SHARE:

March 22, 2015

A Story: Unair for Harvard National Model United Nations 2015

United States of America has been amazing. I flew back from US on February 23rd, while I just arrived Surabaya, on the same day my fourth semester started. How beautiful my jet lag after 24 hours on the air mixed by studying new semester. One post isn't enough to describe all the lovable journey with my seven friends in the middle of winter in New York City, Boston, and Washington DC. Three weeks living abroad, only with this kiddos, with huge baggage brought to travel the cities, with lots of confuse, with bunch of new stories and lessons, with the courage in the conference, with many new people we met, I feel blessed can complete this delegation journey. I really want in to be last longer, don't you guys? So here it goes some happiness put on our faces.

On the plane to from Jakarta to Japan (pardon my face)
SHARE:

February 4, 2015

USA, I am coming!

It's been long time since the last paragraph I wrote in last year hahaha hi! I just wanna tell you (if you wanna hear tho) if right now, Wednesday, February 3rd 2015, 2.01 a.m. I'm in Garuda Miles Lounge, Soekarno Hatta Airport. I'm waiting for the flight this morning with my seven friends. We're as a group of Official Representative of Universitas Airlangga Delegation for Harvard National Model United Nations 2015. Wanna know? Check this. We have been preparing for this in more than a half year. Please pray for us to bring the hammer home. See you in three weeks guys! Bismillah!


SHARE:
Blogger Template Created by pipdig