December 31, 2016

2016: Learning Through Insecurities

Hi. Another new year is coming! 

Everyone on Instagram is really busy to shows their new year vibes by talking about 2016. Then I will also bring some of my 2016 vibes here, to fill some blank spaces in this blog. Hahaha. 2016 has been amazing, this year already brought me to new places, let me met new friends, and gave me new experiences. I learned lots of things this year. For me, as the third-year undergraduate students, 2016 has been the most productive year I made. I keep learning things I’ve known, while also trying to face new opportunities and challenges.

Then here I would like to wrap-up one or two things I successfully (and some foolishly aborted) experienced so far in 2016. These short stories are my own experience when trying-to-achieve-goals. Mostly in the form of becoming delegation of my universities for competitions and forums. Because the only thing I can share is what I’ve experienced by myself. Hahaha. Anyway, I thought it might me more useful for you who still in the sophomore year because you can try what I've done and nailed it better. Then for the other, just read it through ya! Hahaha.

Accounting Competition
I am an accounting student. I do learn accounting. I joined accounting competition. There, I failed. Hahaha. The type of accounting competition that I (and my teammates) joined is olympiad kind of things, the point is we should answer questions to get scores. The first step of the competition is preliminary, where we should answer questions and submit it online. And we always pass it through the preliminary step, so we could go to the real competition in the universities held. Then, after arrived at the destination, there are some phases like answering questions (always), quiz, answer question in a game, answer questions in a race, and other modified stages. And, we, always pass until the semifinal, that is the maximum. HAHAHA. As I noticed, we’ve been experienced it on 17th Indonesia Accounting Fair of Universitas Indonesia, National Accounting Olympiad of 2016 Gadjah Mada Accounting Days in Universitas Gadjah Mada, and Diponegoro Accounting Competition 2016 of Universitas Diponegoro. Even we end up never win it, the experience and thrill as a first-timer doing it was super intense. UI was our first destination and our first attempt, and that was irreplaceable. I would like to express my gratitude to Rasyid and Fanny, my super lol teammates. I knew we have never won Depok, Jogja, and Semarang, but at least we’ve ever feel a super happy journey. Thank you, teammates!


SHARE:

December 29, 2016

Aku Belum Pernah Merasa Seikhlas Ini


Sampai saat ini, aku merasa bahwa diriku hanya sekedar perempuan biasa. Masih banyak kurangnya, kataku. Masih harus belajar banyak hal, batinku. Namun, beberapa orang di luar sana mengatakan bahwa aku cukup menarik. Aku bisa diajak ngobrol kesana-sini, katanya. Aku bisa membuat orang nyaman berada di sekitarku, ujarnya. 

Mendengar pendapat orang lain mengenai diriku, secara tidak langsung meningkatkan kepercayaan diri ini. Membuatku merasa tidak bersalah untuk bangga atas satu dua hal yang kumiliki dan kucapai sampai saat ini. Mereka bilang, aku cukup cantik. Mereka bilang, aku pintar. Mereka kata, aku berprestasi. Mereka pun bertanya-tanya, laki-laki seperti apa yang mampu mendampingiku?

Satu dua kali, atau bahkan lebih, aku pernah dekat dengan laki-laki di lingkunganku. Satu dua kali, mereka bilang aku hanya memberi harapan palsu. Satu dua kali, bahkan lebih, mereka bilang susah untuk menggapaiku. Aku bingung, aku harus bangga karena memiliki kekuatan sebesar itu atau sedih karena orang-orang justru menganggap aku terlalu susah untuk diraih?


SHARE:

October 12, 2016

Cerita: Menjadi Duta Wisata Guk dan Yuk Sidoarjo 2015

Tepat setahun yang lalu, saya membaca informasi mengenai pemilihan duta wisata di Sidoarjo. Dan saat ini, saya dan teman-teman sedang bergerilya membagi informasi mengenai pemilihan Duta Wisata Guk dan Yuk Sidoarjo 2016. Betapa cepatnya waktu berlalu semakin tidak masuk akal. Ohya, kalau mau kepo-kepo dulu, gih buka instagram @gukyuksidoarjo ini.

--

Setiap daerah di Indonesia memiliki sepasang duta wisatanya yang berada di bawah wewenang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kota/Kabupatennya dan Provinsinya. Saya, yang berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan ber-KTP Sidoarjo sempat tahun lalu iseng-iseng (iya, saya tidak punya kata yang lebih tepat dan jujur selain ini) mendaftar dan mengikuti serangkaian proses pemilihan duta wisata di Kabupaten Sidoarjo. Buat kalian yang belum tahu, Sidoarjo adalah sebuah daerah di selatan Kota Surabaya, dengan penduduk hampir dua juta jiwa, Sidoarjo juga merupakan daerah penyangga di Jawa Timur dengan perkembangannya berbagai potensi daerahnya.


Tidak, tulisan ini tidak akan bercerita tentang apa tugas duta wisata, bukan tentang bagaimana cara menjadi duta wisata, bukan tentang promosi wisata yang ada di Sidoarjo juga. Tulisan ini hanya sebuah curahan hati saya, bahwa hal yang tidak pernah kamu kira, jika kamu percaya dan mengusahakannya, kamu pasti bisa mendapatkannya. Paling tidak, kamu telah mengusahakannya.
SHARE:

August 25, 2016

I Was Flirting


I was flirting. 
Me. Flirting.

It feels so good to flirt. No one ever talks about that. 
But in that moment, I felt like flirting was the very thing that made the world go around.

The excitement of wondering what the other person will say next. 
The thrill of knowing someone is looking at you, liking what they see. 
The rush of looking at someone and liking what you see in them. 
Flirting is probably just as much about falling in love with yourself as it is with someone else.

It’s about seeing yourself through someone’s eyes and realizing there is plenty to like about yourself, plenty of reasons someone might hang on your every word.


-- 
from One True Loves, Taylor Jenkins Reid
SHARE:

July 1, 2016

Cerita: Menjadi Volunteer 1000 Guru Surabaya

Kali ini saya ingin berbagi cerita ketika bersama teman-teman menjadi relawan dalam kegiatan 1000 Guru Surabaya bulan Mei lalu. Seribu Guru saat ini merupakan sebuah wadah untuk melakukan aksi sosial nyata dengan turun langsung membantu pendidikan anak-anak di pedalaman. Kegiatan yang saya ikuti namanya Travelling and Teaching, jadi kami sebagai volunteer akan menjadi “guru” di sebuah sekolah di pedalaman sambil jalan-jalan. Kenapa kok harus sambil jalan-jalan? Hahaha jadi katanya sih dulu penggagas komunitas 1000 Guru ini merupakan kumpulan orang-orang yang suka travelling, mereka naik gunung, main di pantai, jalan-jalan ke pelosok Indonesia, sampai mereka mencapai sebuah titik kalau jalan-jalan ini seharusnya bisa lebih bermanfaat, dan akhirnya memutuskan bahwa “mengajar” anak-anak di sekitar tempat tujuan perjalanan mereka adalah jawabannya. Jauh sebelum sekarang, 1000 Guru adalah sebuah akun inspirasi di media sosial twitter untuk berbagi informasi mengenai pendidikan di pedalaman dan perbatasan negeri sampai akhirnya sekarang komunitasnya tersebar di 35 regional di Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Buka link ini untuk informasi selengkapnya.


Sebelum mengikuti kegiatan Travelling and Teaching #9 Spesial Hari Pendidikan Nasional bersama 1000 Guru Surabaya, saya dan teman-teman relawan lainnya mengikuti sebuah open recruitment terlebih dahulu. Komunitas ini selalu membuka oprec terbuka bagi siapapun yang ingin dan merasa mampu untuk bergabung menjadi relawan pengajar atau foto/videographer selama kegiatan. Informasi mengenai oprec ini bisa dilihat dari media sosial instragram @1000_guru_sby, jika ada informasi oprec kegiatan, kalian akan diarahkan untuk mengisi online form dan selanjutnya akan di-wawancarai. Syarat menjadi volunteer intinya adalah ingin mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk tergabung, selain itu ada syarat lainnya seperti sehat fisik dan mental, karena kegiatan ini benar-benar ada di pelosok dimana jalan kaki kesana-sini adalah wajib, dan juga bersedia membayar sejumlah dana untuk keperluan selama kegiatan seperti akomodasi, transportasi, makanan, kaos, dan merchandise lainnya. Jumlah volunteer yang diterima setiap kegiatan berbeda-beda, tergantung kapasitas sekolah dan jumlah siswa yang akan dituju juga, kalau saya kemarin sih bersebelas dengan tiga panitia dan satu fotografer.
SHARE:

June 30, 2016

Belajar: Menjadi Mahasiswa

Diskusi beberapa saat lalu berujung pada sebuah nasihat dari Ayah untuk saudara laki-laki saya yang baru saja menjadi seorang mahasiswa baru, beliau mengatakan “Jadi mahasiswa itu harus ada nakalnya, jangan cuma kuliah aja, kuliah lho ada jatah bolosnya, dipakai aja. Dipakai buat aktif diluar, ikut kegiatan sana sini, aktif organisasi, jalan-jalan, main, naik gunung, tapi jangan kebablasan, dan tetep harus pinter, berprestasi, ujian harus bisa, nilainya IPKnya wajib bagus, tapi jangan lupa seneng-seneng.”

Dan saya yang mendengarkan hanya bisa geleng-geleng bicara sama diri saya sendiri, ini saudara saya baru mau kuliah kenapa wejangannya kaya gini banget, rasanya tiga tahun lalu saya tidak diberikan wejangan yang serupa. 


Setelah tiga tahun saya sudah mengobservasi dan mengalami susah senangnya menjadi anak kuliahan, yap, saya sepakat dengan Ayah saya. Jadi mahasiswa itu harus seimbang, Seimbang akademisnya, organisasinya, prestasinya, dan main-mainnya. Mengingat ini adalah bulan-bulan masuknya kembali para mahasiswa baru ke berbagai Universitas, tiba-tiba, sudah ada beberapa adik-adik yang dengan percaya-nya menanyakan ke saya,

“Kak, gimana caranya biar kaya kakak?”
“Lah, kenapa kok kaya aku, dek?”
“Ya gituuu, aktif, ikut ini itu, menang sana sini, dan tetep pinter, IP-nya bagus, gimana kak?”
“Well…. I think you asked to the wrong person. Lol.”
SHARE:

April 29, 2016

Belajar: Tujuan Hidup

“Terakhir, dari apa yang telah kamu lakukan, apa yang sedang kamu lalui, dan apa yang akan kamu tuju, sebenarnya apa yang kamu mau, Dek? Apasih yang kamu cari? Apa semuanya berkaitan?”
“Sederhana namun tidak mengada-ada, saya hanya ingin terus belajar, mencari tahu lebih banyak hal, dan terus memperbaiki diri” 
Dia diam sejenak.
“Dek, jawaban kamu itu lho, terlalu klise, jawabanmu itu jawaban pageant banget.” 
Katanya sambil mengernyitkan dahi.
Ha?


Dan saya terdiam sesaat. Itu respon macam apa, pikirku. Aku menjawab dengan baik dan benar, rasaku. Tidak ada yang salah atas niat baikku itu. Apa mungkin cara bicaraku yang membuat mereka merasa apa yang kukatakan hanya buaian? Apa tatap mataku yang kurang menunjukkan keseriusan? Apa sih, yang salah?
SHARE:

February 2, 2016

Belajar: Memfilter


Hai,
Kita bertemu lagi!

Sebenarnya postingan ini sudah ada sebelumnya yang saya tulis tahun baru kemarin, dan rasanya lebih baik saya perbaiki haha. Di tulisan sebelumnya saya tulis I realized that there are too much trashy and nasty posts I made lol dan ya memang benar ya huahaha. Lalu saya memutuskan untuk menonaktifkan dulu halaman ini agar tidak lebih banyak lagi orang di luar sana yang membaca trashy-nasty-post-i-made. 

Malu? Pencintraan? Hahaha mungkin iya juga kali ya. Tapi sebenarnya lucu melihat kembali diri saya sebelumnya saat masih di bangku SMP dan SMA dulu yang suka menulis dan membagi cerita sehari-hari yang sesungguhnya tidak penting untuk dibaca oleh orang lain. Mungkin dulu saya pingin jadi seperti Raditya Dika yang memulai segalanya dengan kambingjantan-nya, namun gagal, atau melihat postingan saya yang isinya foto-foto saya sendiri, mungkin dulu saya punya cita-cita biar seperti Dian Pelangi, namun juga gagal. Hahahaha.
SHARE:
Blogger Template Created by pipdig