February 2, 2016

Belajar: Memfilter


Hai,
Kita bertemu lagi!

Sebenarnya postingan ini sudah ada sebelumnya yang saya tulis tahun baru kemarin, dan rasanya lebih baik saya perbaiki haha. Di tulisan sebelumnya saya tulis I realized that there are too much trashy and nasty posts I made lol dan ya memang benar ya huahaha. Lalu saya memutuskan untuk menonaktifkan dulu halaman ini agar tidak lebih banyak lagi orang di luar sana yang membaca trashy-nasty-post-i-made. 

Malu? Pencintraan? Hahaha mungkin iya juga kali ya. Tapi sebenarnya lucu melihat kembali diri saya sebelumnya saat masih di bangku SMP dan SMA dulu yang suka menulis dan membagi cerita sehari-hari yang sesungguhnya tidak penting untuk dibaca oleh orang lain. Mungkin dulu saya pingin jadi seperti Raditya Dika yang memulai segalanya dengan kambingjantan-nya, namun gagal, atau melihat postingan saya yang isinya foto-foto saya sendiri, mungkin dulu saya punya cita-cita biar seperti Dian Pelangi, namun juga gagal. Hahahaha.

Saya tertawa sendiri melihat kepolosan saya, yang membagi banyak hal tanpa berpikir yang aneh-aneh. Mungkin jika saya yang masih SMP dulu hidup di jaman sekarang, sepetinya saya akan berpikir kembali jika membagi foto saya sendiri karena ketakutan akan banyaknya penyalahgunaan dan pelecehan di media sosial. Atau mungkin saya tidak akan menulis detail kegiatan sehari-hari saya karena takut diculik dan dilecehkan juga. Mungkin? Entahlah, tidak begitu penting. Namun, saat ini saya merasakan dunia semakin kejam sehingga saya sendiri semakin takut membagi hal-hal yang personal di dunia maya. Karena memang semua hal ada batasnya, dan saya saat ini sampai pada titik dimana ingin membatasi hal-hal yang saya anggap terlalu personal. Berbagi informasi dan cerita di media sosial sehari-hari memang mengasyikan, semua orang berlomba menjaga eksistensinya dengan berbagi foto-foto terbarunya saat berlibur melalui Instagram, berbagi lokasi café-café terkini yang didatanginya melalui Path, bahkan berbagi kegiatan-kegiatan sehari-harinya yang dianggapnya menarik melalui video-video di Snapchat. Ya, saya yang dulunya juga mengikuti berbagai perkembangan media sosial juga ikut terbuai akan kepopuleran yang bisa ditawarkan. Namun, akhir-akhir ini saya semakin menarik diri. Saya tetap menggunakannya, namun, sudah tidak seintens dulu. 

Saya sependapat jika orang mengatakan bahwa media sosial membuat banyak hal semakin mudah. Saya juga merasakan manfaatnya, berita terkini tersebar lebih cepat, informasi bisa dibagikan ke banyak orang dengan mudah, sampai belanja yang bisa hanya dari rumah dan tetap memuaskan. Namun ya, dengan semakin dewasanya pemikiran dan diri saya, semakin saya sadar bahwa tidak semua hal harus dibagi hanya demi menjaga eksistensi. Banyak hal di luar sana yang bisa diperoleh dan saya lakukan ketika meletakkan telepon genggam saya. Mungkin kalian, jika ada yang membaca, juga perlu meningkatkan produktifitas atau kebermanfaatan kalian satu atau dua hari tanpa media sosial kalian. Nature is always friendly, trust me it will be nice, your life is not only on that phone, guys.

Jadi, sebenarnya, yang, ingin, saya, sampaikan, itu, hahahaha, hidup itu harus seimbang kawan. Jangan terbuai dengan kehidupan dunia maya, kalian masih punya banyak kewajiban dan hak di dunia nyata ini. Jangan hanya mengkritisi banyak hal di media tapi tak pernah berani menyuarakan pendapat di muka umum, jangan hanya me-repost berita-berita yang menyuarakan butuh bantuan tanpa sekalipun ingin melakukan aksi nyata, dan bahkan, jangan menyepelekan orang tuamu yang menyuruh menyegerakan sholat ketika kamu asyik bermain handphone. Hahaha ya, ini juga self-reminder untuk saya. Intinya, yuk tetap menjaga eksistensi diri di kedua kehidupan ini dengan seimbang! Selamat berproses, kawan!

And, also, I decided to hide and delete some posts here, because, 
Not all problems can be addressed in public, and, not all information can be disclosed in public.

Cheers,
Adelia Budiarto.
SHARE:

5 comments

  1. Weew dela suka nulis wkwkwk
    Gua jadi pengen punya blog nih wkkw
    -Dwiki hafizhul

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaampun mas Dwiki ini kenapa bisa nemuuuuu? LOL malu saya wkwkwk.

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Hey..where r u? Semakin banyak anonim muncul rupanya di blog ini. Hope to read your mind by this blog. Regards, old anonymous.

    ReplyDelete
    Replies
    1. How can I know which one the old and new anonymous :") lol

      Delete

Blogger Template Created by pipdig