August 10, 2011

Cerita: Menjadi Siswa SMA!

29 Juni 2011, pukul 20.40. Tiba-tiba ada pesan dari seorang sahabat,
‘Del, udah pengumuman’
Deg. Panas dingin saya bacanya. Bingung, takut, berharap, dan khawatir. Perlahan saya beranikan diri membuka halaman pengumuman di PPDB Surabaya. Klik.

Alhamdulillah. Nama saya tertulis di deretan nama siswa yang diterima di SMA Negeri 5 Surabaya. Sekolah yang sudah sejak lama namanya saya tulis di sebuah kertas yang menempel di dinding kamar saya. Sungguh senang hati dan jiwa ini ketika melihat usaha saya membuahkan hasil, terlebih lagi kebahagiaan saya melihat orang tua dan keluarga saya ikut senang dan bangga atas apa yang terjadi.

Terlihat berlebihan ya? Haha agak. Mungkin beberapa dari kalian yang sempat membaca beberapa cerita saya (yang sebenarnya juga tidak terlalu impactful buat kalian) merasa kalau saya dan keluarga saya terlalu fokus terhadap dunia akademis, iya kah? Saya sendiri juga merasakan hal yang sama to be honest hahaha. Sejak kecil saya dan kedua kakak saya memang dicuci otaknya bahwa mau seperti apapun, akademik tetap di nomor satukan. Sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, saya sudah di-les-kan dengan guru privat. Jadi, ibu guru privat itu memberikan les untuk kedua kakakku yang sudah kelas 4 dan 6 SD, dan akhirnya, saya yang masih TK nol-kecil pun ikut juga (main) les privat sama ibu guru, ya belajar membaca menghitung, entahlah saya lupa. Orang tua saya berprinsip, jika mereka tidak bisa mengajarkan materi sekolah (mungkin ini yang dimaksut macam integral saat SMA nanti) lebih baik mereka bekerja keras supaya bisa membayar guru les untuk mengajari kami, sepadan. Dan akhirnya kedua orang tua saya me-les-kan kami bertiga sejak dini. Saya masih ingat jelas, Bu Erik yang mengajari saya dan kakak saya dari TK sampai lulus SD, dan Pak Slamet yang mengajari kami dari kelas 7 SMP sampai 12 SMA. Kedua guru privat itu sangat berdampak pada kami, dan nilai-nilai kami. Hahaha. Selain belajar, eh, sebenarnya kami sekeluarga ya jarang-jarang belajar, kami (lebih tepatnya saya) belajar ya waktu les privat saja, selebihnya saya juga main-main. Selain belajar, kami juga bermain dengan seimbang, belajar, bermain, olahraga, dan hobi lainnya secara seimbang.

Nah, keseimbangan itu akhirnya berbuah manis malam ini, tidak hanya membahagiakan untuk saya dan keluarga, namun juga teman-teman yang mendapatkan kabar bahagia. Kelas aksel saya yang penuh cerita itu pun, 20 dari 24 anaknya sudah mendapat sekolahan. Mbak-mas yang jadi teman seperjuangan kami pun juga mendapat kabar-kabar bahagia, mbak-mas SBI yang menjadi teman-teman saya bercandaan di lantai tiga atau di yahoo messenger (iya, ini masih jamannya y!m) juga membuahkan hasil yang membahagiakan. Untuk teman-teman yang masih harus berjuang di SMA Reguler, semangat ya! Untuk teman-teman seperjuangan saat MOS SMP yang masih punya satu tahun lagi untuk berusaha agar bisa berkreasi lebih, semangat juga ya!

Selamat dan tetap semangat, teman-teman! 
--
Adelia Budiarto
SHARE:
Blogger Template Created by pipdig