February 10, 2013

Cerita: Bingung Mencari Bangku Kuliah

Sekitar enam tahun lalu, ketika mbak ocha mas ido masih SMA, waktu kita diskusi-diskusi bareng papa pertanyaanya masih, Dek Dela ini Sdnya dipindahin ke surabaya ga ya? Biar gampang SMPnya masuk Spensa, gimana? Segitu niatnya masuk SMPN 1 Surabaya sampe bela-belain pindah sd biar rayonnya gampang. Gapapa lah, worth it, akhirnya keterima di Spensa. Terus diskusi ini berubah topik, Dek Dela jadi ikut akselerasi ga ya? Dan akhirnya saya sukses lulus dua tahun dari smp tercinta.

Dua tahun berikutnya, ketika mbak-mas sudah jadi mahasiswa, udah nyemplung jadi mahasiswa Unair dan ITS, pertanyaan berubah lagi, Dek Dela SMAnya gimana ini? Ya harus SMAN 5 dong, tapi ujian sbinya gimana ini, kalo ga keterima smala masuk mana? Nilai akhir nya juga segitu. Tapi Alhamdulillah, berhasil diri ini jadi smalane. Lalu pertanyaan berubah lagi, Ini Dek Dela jadi dimasukkin ta aksel nya? Jadi aksel lagi SMA ini? Dan akhirnya, saya menjadi bagian dari akselerasi Smalabaya angkatan 11.

Satu setengah tahun berlalu, dan akhirnya kami berdiskusi lagi. Ketika mas ido udah training kerja di Jakarta, mbak ocha S2 fttm itb dan pikirannya menjurus ke oil company, kami berbincang lagi. Dek Dela mau kuliah dimana ini? Undangan harus bener-bener dipikir biar ga sia-sia, lawannya juga kaya gitu, kuliah mana ya yang tepat ya?

Kami dipertemukan lagi, berbincang lagi, untuk masa depan saya, bertemu dengan kakak-kakak yang mindsetnya sudah berubah. Yang pikirannya untuk masuk kuliah bukan hanya bagaimana di dalam fakultas tersebut, tapi mereka sudah mengarahkan untuk bekerja. Mbak ocha yang dulunya anak FMIPA tapi sekarang tiba-tiba jadi anak teknik, dan dia kelabakan untuk perubahan yang ndadak, dan dia gamau aku salah ambil jurusan. Mas ido yang dulunya anak teknik, terus kuliah dobel akuntansi, akhirnya dalam dunia kerja dia pakai akuntansinya, dan dia gamau aku salah pilih dan akhirnya ilmu lainnya tidak begitu terpakai.

Ya. Aku tahu mereka ingin yang terbaik untukku. Mau masuk mana del? Harus banyak berusaha dan berdoa. Harus liat nilaiku, teman-teman lain, dan kemungkinan-kemungkinan kecil harus diperhitungkan. Di posisi-posisi seperti ini, merubah jurusan harus dipikirkan benar. Dan insyaAllah aku akan memilih yang terbaik, dan berguna untuk dunia kerjaku, kelak. For whatever reason, making decision is so hard to do. Because when you make a choice, you change your future.

So, yeah. Make the decision, make it with confidence, and the world will be mine. In the end that was the choice you made, and it doesn’t matter how hard it was to make it. It matters that you did.


--
Adelia Budiarto.
SHARE:
Blogger Template Created by pipdig