July 25, 2019

Twenty-Two


Happy birthday,
Happy 22nd birthday, Della,
Here goes your happiest day to be remembered,
With a little bit different than before, you've got him,
You've got someone to blew candle at the middle of the night,
Someone that you trust to grow together from now on,
You've grown enough, huh?

Anyway,
May your day by day always showered with love,
May it filled with happiness and laughter,
May your life is getting much more adventurous and you are happy to do so,
May you, your parents, your husband, your families, and friends,
All are in their best condition to deal with this life,
No matter how hard it is, you have each other's back,

You painted their life idyllic,
You are strong, brave, and kind,
Keep being the best version of you,
For you, for your own sake,
Your surrounding is just a bonus.

Happiest birthday, Adelia.


SHARE:

June 16, 2019

#DA160619: Della & Aulia


Mungkin terlalu dini untukku dan kamu bicara tentang perasaan dan pengorbanan. Kita baru saja memulai. Tapi aku tahu, bahwa Allah sudah sebegitu baiknya menitipkan perasaan ini pada diri kita. Dari aku dan kamu yang tidak saling tahu, bisa menjadi penguat dan pelindung di saat yang dibutuhkan.

Semoga Allah terus menumbuhkan perasaan ini pada diri kita, sampai tua nanti, sampai besar nanti. Semoga aku dan kamu bisa terus menatap satu sama lain, penuh harap, penuh rasa, penuh warna.

Aamiin..
SHARE:

April 20, 2019

Let's Close the Peak Season: From a Date to be Engaged.


The person who is best suited to us is not the person who shares our every taste (he or she doesn’t exist), but the person who can negotiate differences in taste intelligently — the person who is good at disagreement. Rather than some notional idea of perfect complementarity, it is the capacity to tolerate differences with generosity that is the true marker of the “not overly wrong” person. Compatibility is an achievement of love; it must not be its precondition.

-- Alain de Botton on his essay about why we will marry the wrong person.

SHARE:

April 18, 2019

Pelik


Jika bumi saja memerlukan matahari untuk menerangi setengah harinya,
Mengapa manusia bersikap egois dan tidak memperdulikan orang lain di sekitarnya?

Jika bumi saja membutuhkan keterikatan dengan bulan untuk menjaga keseimbangannya masing-masing,
Mengapa manusia memaksa mengelompokkan pilihannya dalam sebuah arus yang justru meniadakan kedamaian?

Jika matahari dan bulan saja bisa bekerjasama berbagi siang dan malam,
Mengapa manusia justru sibuk menjatuhkan kelompok lain demi kepentingannya sendiri?

Jika matahari, bumi, dan bulan bisa berada dalam garis lurus dan membentuk gerhana yang dinanti-nantikan,
Mengapa masih banyak manusia sibuk menunjukkan eksistensi kelompoknya dalam momen penting yang menyuarakan persatuan?

--

Aku yang lelah melihat perdebatan,
Perselisihan antara diri kita sendiri,
Sebelum bahkan usai pesta demokrasi,
Terlalu rumit,
Terlalu pelik.
SHARE:

March 31, 2019

What Keeps Me Sane During Peak Season: Attend The Bride Dept Talkshow!


This story started when a friend of mine, a pretty bride to be, Sarrah send me a post in Instagram from @TheBrideDebt as you can see below. The Bride Debt (TBD) has been known to be a portal that gives information and much much much inspirations of a wedding nowadays. I don’t really remember since when, but since the power of Instagram is becoming big like about in 2015 or 2016, bride ideas becoming a big deal. As a business and as a life process.

As the poster said, TBD will launch their newest wedding planner and also create a mini talk show with a title of “Are you ready to get married?” Wow, Sar, wowww, are you ready sis? Hahaha. Since both of us in a process of serious dating and expecting (while it is not only a dream tho at least) marriage in the future, sometimes we share some information about marriage seminar. And it seems like this TBD talk show will fit us, both for the date, time, place, and theme. So, we planned to come together on March 30, yup, it is yesterday!
SHARE:

March 10, 2019

What Keeps Me Sane During Peak Season: Menghabiskan Akhir Pekan Bersama Keluarga di Kebun Raya Bogor


Di Museum Zoologi Kebun Raya Bogor, terdapat sebuah replika ikan paus biru yang diabadikan dan menjadi ikon museum sejak awal tahun 1900-an lalu. Kalian sudah pernah melihatnya belum? Ini adalah kedua kalinya bagiku melihatnya. Replika, iya aku tadi bilang replika. Saat pertama kali aku mengunjungi Kebun Raya Bogor di bulan Januari tahun 2018 lalu bersama mas Aulia, aku mengatakan padanya,

“Wah, besar banget ya ini replikanya”, lalu ia menjawab,
 “Replika gimana, ini asli tau”
“Ah iya? Masak sih? Ngga ah ga percaya”
“Gimana sih, coba itu baca keterangannya”

Lalu ku membaca keterangan yang tertulis di papan penjelasan mengenai paus biru tersebut. Ternyata benar, ini bukan replica. Tertulis bahwa ini kerangka ikan paus asli yang berasal dari ikan paus biru (Balaenoptera musculus) yang ditemukan mati dan terdampar di Pantai Pamengpeuk, Priangan Selatan, pada tahun 1916 lalu. IYA GITU, INI KERANGKA PAUS ASLI? Diriku tetap geleng-geleng bingung tidak percaya.
SHARE:

February 24, 2019

What Keeps Me Sane During Peak Season: Weekend Catch Up with Bestfriend in Ecology Bistro, Kemang, Jakarta (Review)


Still in the series (WOW, it is a serial now! Haha!) of thing that I did or at least happened in my life that helps me keep being sane during the peak season; now I’ll talk about my meet-up session with my best friend yesterday. I met with Fya, a friend of mine since Junior High School. Now, she also lives in Jakarta as she had her first job in hand. We arrange to have lunch together in a café between our residences. And it goes to a café in Kemang, Jakarta Selatan.

Then we found Ecology Bistro through Instagram and Zomato which seems pretty good. So yesterday, 23rd of February 2019, we conclude to went to Ecology Kemang. It is located on the main road of Jalan Kemang Raya, on the right side. I arrived earlier than Fya, it is before twelve so the place still not so crowded yet. My first impression would be the place was clean, bright, and quite big. And the first reason why I like this kind of café is that the owners build a café on land that they bought. Not the café that built in between buildings or they just stick into a hotel or what. This place established as a café. Moreover, it is big and homey! There are lots of area and seats available. I like it!
SHARE:

February 17, 2019

What Keeps Me Sane During Peak Season: Datang ke Kajian bersama Teman-Teman Baik

Hari ini adalah pertama kalinya aku pergi ke Blok M!

Blok M yang sejak dulu dikenal sebagai pusat perbelanjaan lokal, yang sering didengar di percakapan seputar “Baju lo Blok M yah?”, iya, Blok M Square yang terkenal sebagai mid-low class shopping centre. Blok M yang dulu jadi tempat nongkrong anak muda era 90-an. Blok M yang jadi latar video klip Denny Malik jaman dulu. Blok M yang jadi tempat pemberhentian akhir bis DAMRI. Blok M yang sekarang didepannya ada stasiun MRT pertama yang terhubung dengan pusat perbelanjaannya. Blok M dan Filosofi Kopi Melawainya yang tak pernah sepi. Iya, ternyata Blok M ternyata memang seramai itu. Dari jalan utama di bawah stasiun MRT, di sepanjang jalan Melawai, sampai di dalam Blok M Squarenya sendiri, semuanya penuh, ramai, dan aktif.

Namun, sesampainya aku di Blok M sore hari ini, Minggu 17 Februari 2019, aku segera menuju ke lantai paling atas di Blok M Square. Aku menuju ke lantai 7, dan keluar dari area mall menuju ke tempat parkir. Semakin keluar lagi, barulah aku sampai. Terdengar suara adzan ashar berkumandang. Semakin aku bergegas. Dan kutemukan dia, yang kucari, ini, Masjid Nurul Iman Blok M.


SHARE:

January 20, 2019

What Keeps me Sane during Peak Season: YLI Annual Conference 2019


Young Leaders for Indonesia, atau YLI, adalah sebuah leadership development program yang dibuat dan dikembangkan oleh YLI Foundation dan McKinsey Indonesia. YLI sendiri didirikan dengan sebuah aspirasi “Unleash Indonesia” sejak tahun 2007. YLI mempertemukan mahasiswa-mahasiswi terbaik di Indonesia dalam beberapa forum interaktif yang mengajak dan mengajarkan para pesertanya untuk menjadi seorang pemimpin. Beberapa modul yang diberikan juga berkaitan dengan metode-metode yang biasa digunakan para konsultan di McKinsey untuk memecahkan masalah. Singkatnya, YLI dan programnya mengajarkan pesertanya tentang problem solving and how to be a good leader.

Beruntungnya, saya sempat menjadi salah satu peserta YLI, yaitu YLI National Wave 8 pada tahun 2016 lalu. YLI National Wave 8 terdiri dari 60 mahasiswa Indonesia tingkat ketiga dan tingkat akhir, ada yang dari PTN seperti UI, ITB, UGM, dari PTS seperti Binus, pun dari perguruan tinggi luar seperti NTU dan NUS. YLI brings me to a forum with fifty nine high quality college students, which not only smart, but they are purposeful and insightful. Bukan hanya partisipannya, namun panitianya sendiri adalah YLI alumnae, yang mana mereka adalah seniornya orang-orang hebat ini. Lebih dari itu, para pengisi materi di ketiga forum YLI juga tak kalah menakjubkannya. Mulai dari McKinsey consultants, CEO, bahkan menteri juga ‘mampir’ untuk mengisi materi di forum kami. Simply, it is an ultimate high quality forums, in all aspects.

SHARE:

January 6, 2019

Menikmati Akhir Tahun Bersama Mama dan Papa di Jawa Tengah


SELAMAT TAHUN BARU!
Selamat datang di tahun 2019, semuanya!

Aku senang sekali, akhirnya setelah dua puluh satu kali merayakan tahun baru di tempat tinggal sendiri, akhirnya akhir tahun ini: aku liburan ke luar kota!

Liburan akhir tahun kali ini, baru bisa disebut liburan. Hahaha. Sungguh, selama ini aku selalu menghabiskan akhir tahun di rumah. Atau karena sekarang merantau sendirian di Jakarta, aku menyambut tahun baru sendirian di kamar kos, seperti tahun lalu. Mengapa? Karena sejak dahulu tidak diizinkan oleh papa keluar saat malam tahun baru. Bahaya euy. Hahaha. Seingatku, memang dari dulu selalu stay di rumah saat tahun baru. Mentok juga keluar untuk makan malam, tapi sebelum jam 9 pasti sudah pulang ke rumah. Karena papa pun ngga mau macet-macet karena akses jalan di tutup. Selain itu, juga beberapa kali teman-teman yang datang ke rumah dan kita bakar-bakar makanan aja, sehingga menghabiskan waktu tahun baru di rumahku. Selain itu lagi, yaitu tahun baru 2018 perdanaku di Jakarta, aku pergi nonton The Greatest Showman bersama teman. Tapi, lagi-lagi sebelum malam pergantian tahun baru, aku sudah kembali ke kos jam sebelas malam.

Sebenarnya itu juga tidak jadi masalah besar untukku, karena kadang diri ini suka tiba-tiba jadi introvert kalau lagi ada di momen tertentu. Salah satunya tahun baru. Aku cukup menghargai bahwa pergantian tahun memang harus diperingati. Karenanya menjadi momen untuk refleksi diri selama setahun kebelakangan ini, dan menjadi momen memotivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi di tahun selanjutnya. Sehingga menurutku, peringatan seperti ini condong ke urusan personal setiap orang. Sehingga, aku pun selalu menikmati pergantian malam tahun baru dari jendela kamar, sembari menuliskan buku agenda baru. Itu juga kalau ngga ketiduran sih.

Dan pergantian malam tahun baru kali ini: aku ketiduran. Hahahaha. Sengaja tidur sih sebenarnya, karena aku sedang berada di rumah nenek di desa, yang mana tahun baru juga ngga akan ramai-ramai kembang api. Lah terus katanya liburan tadi, Del? Iyaaa liburan tahun baru! Cuma saat malam pergantiannya tetap aja ga merayakan yang gimana-gimana heuheu. Ini pun aku sudah senang sekali bisa menghabiskan empat hari liburan tahun baru. Sebelumnya, aku sama sekali tidak bisa libur di hari Natal karena ada banyak kerjaan. Sehingga, ketika bisa cuti satu hari tanggal 31 Desember kemarin (yang mana di kantorku tetap masuk), langsung lah ku ambil cuti. Aku menghabiskan tiga hari terakhir di 2018 dan satu hari pertama di 2019 di Jawa Tengah, bersama mama dan papa.
SHARE:
Blogger Template Created by pipdig