March 10, 2019

What Keeps Me Sane During Peak Season: Menghabiskan Akhir Pekan Bersama Keluarga di Kebun Raya Bogor


Di Museum Zoologi Kebun Raya Bogor, terdapat sebuah replika ikan paus biru yang diabadikan dan menjadi ikon museum sejak awal tahun 1900-an lalu. Kalian sudah pernah melihatnya belum? Ini adalah kedua kalinya bagiku melihatnya. Replika, iya aku tadi bilang replika. Saat pertama kali aku mengunjungi Kebun Raya Bogor di bulan Januari tahun 2018 lalu bersama mas Aulia, aku mengatakan padanya,

“Wah, besar banget ya ini replikanya”, lalu ia menjawab,
 “Replika gimana, ini asli tau”
“Ah iya? Masak sih? Ngga ah ga percaya”
“Gimana sih, coba itu baca keterangannya”

Lalu ku membaca keterangan yang tertulis di papan penjelasan mengenai paus biru tersebut. Ternyata benar, ini bukan replica. Tertulis bahwa ini kerangka ikan paus asli yang berasal dari ikan paus biru (Balaenoptera musculus) yang ditemukan mati dan terdampar di Pantai Pamengpeuk, Priangan Selatan, pada tahun 1916 lalu. IYA GITU, INI KERANGKA PAUS ASLI? Diriku tetap geleng-geleng bingung tidak percaya.

Karena aku butuh kepastian, ku tanya lah dengan petugas yang ada di museum, “Pak, ini kerangkanya dari ikan paus asli?” Dan iya, ya memang iya. Aku aja yang ngeyel dan berkontemplasi sendiri. Mas Aul cuma menghela nafas melihat kelakuanku hahahaha. Benar bahwa kerangka ikan paus biru ini asli. Setelah ia ditemukan terdampar dan mati, tubuhnya kemudian dibawa ke Bogor untuk diawetkan dan diabadikan di Museum Zoologi ini. Dari yang ku baca, bahkan membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan untuk memindahkan bagian tubuh ikan ini dari Garut ke Bogor. Bagaimana tidak, ikan paus biru ini memiliki panjang hingga 27 meter dan berat mencapai 119.000 kilogram. Kerangkanya saja beratnya hampir 64 ton, masuk akal butuh waktu dan tenaga untuk memindahkannya. Berat dan besar, teman-teman.

Selesai mengagumi keaslian kerangka ikan paus biru yang memenuhi ruangan akhir di museum ini, aku jadi bertanya-tanya, berarti seluruh ikan, unggas, reptil, dan hewan lainnya yang ada di museum ini asli gitu? Bukan replica? Serius, aku tanya lagi ke petugas museum yang lain, dan dijawab iya, ini asli. Seluruh koleksi hewan di Museum Zoologi Bogor ini asli, dari hewan mati yang diawetkan, bukan replica. Bahkan banyak hewan-hewan yang mati karena dibunuh oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, bahkan hewan yang susah ditemui lagi saat ini.

Museum Zoologi sendiri berada di dalam Kebun Raya Bogor, didirikan oleh seorang botani berkebangsaan Belanda yang diresmikan pada tahun 1901. Kebun Raya Bogor sendiri sudah didirikan sejak tahun 1817 yang pendiriannya didasari oleh sebuah surat dari seorang ahli biologi kepada Gubernur saat itu bahwa ia meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain. Dan jadilah Kebun Raya Bogor yang amat luas dan indah ini. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki belasan ribu jenis pohon dan tumbuhan, bahkan ada bunga bangkai juga.

Kebun Raya Bogor sendiri isinya sangat beragam, dari Museum Zoologi yang kuceritakan tadi yang mengkoleksi hampir dua puluh lima ribu spesies dan lebih dari dua setengah juta specimen Ada pula monumen Lady Olivia Raffles, istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang mendiami Istana Bogor saat itu yang meninggal karena sakit dan mendiangnya diabadikan di sana. Ada juga Tugu Peringatan Reinwardt, seorang ilmuwan botani dan kimia berkebangsaan Jerman yang kemudian mendapatkan jabatan sebagai menteri di bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan yang ditempatkan di Hindia Belanda, ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan dan memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor. Pun juga ada Istana Bogor itu sendiri, karena ide awal Kebun Raya Bogor ini adalah mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Istana Bogor yang halamannya dipenuhi oleh rusa-rusa yang sehat dan indah, yang bisa dinikmati dari jalan raya, yang juga sambil jalan melewatinya sambil bergumam, jadi kapan bisa masuk ke sana sebagai jajaran pemerintahan? Hahaha. 


Pikiranku yang tetap seakan tidak percaya bahwa koleksi hewan yang ada di Museum Zoologi ini asli terbukti salah, sekali lagi. Siang tadi, adalah kedua kalinya aku mengunjungi Kebun Raya Bogor. Bukan lagi dengan mas Aulia yang dipenuhi dengan jalan kaki mengitarinya, kali ini dengan keluargaku. Bersama papa, mama, mas Ido, mba Endah, dan kak Arfa. Setelah tiga hari ini kami menghabiskan waktu bersama di Jakarta, kami menutup liburan bersama yang singkat ini ke Bogor. Kami menikmati Kebun Raya Bogor di hari yang cerah ini.

Aku kembali mengunjungi Museum Zoologi, sembari kami mengajarkan Arfa tentang ragam hewan yang ada. Kali ini, ku bertanya ke Papa, beliau adalah dokter hewan dan sejatinya lebih paham tentang animalia dibanding yang lain. Pertanyaanku padanya,

“Pa, ini asli ga sih? Hewan-hewannya, ikan pausnya?”
“Asli kok, dek, ini sih diawetin aja.”
Baik. Kali ini aku tidak akan bertanya lagi, ini asli atau bukan. Ku sudah percaya.

Terima kasih, mama papa terutama yang sudah mengunjungi kami di Jakarta. Pun mba Endah dan kak Arfa yang ikut main nyamperin ayahnya. Terima kasih karena empat hari ini amat menyenangkan. Meskipun hari biasa, rasanya luar biasa karena dihabiskan bersama. Cuti satu hari kemarin Jumat adalah pilihanku yang tepat. Meskipun sempat basah kuyup kehujanan di Kebun Raya setelah baru duduk menikmati udara sejuk dan Istana Bogor diseberang sambil makan siang, aku tetap senang. Sudah lama sekali rasanya tidak pernah hujan-hujanan sama mama dan papa. Hahahaha. Aku sayang semuanya. Terima kasih banyak!


Aku yang sudah tidak meragu lagi,
Kalau itu memang asli,
Della.
SHARE:

No comments

Post a Comment

Blogger Template Created by pipdig