February 17, 2019

What Keeps Me Sane During Peak Season: Datang ke Kajian bersama Teman-Teman Baik

Hari ini adalah pertama kalinya aku pergi ke Blok M!

Blok M yang sejak dulu dikenal sebagai pusat perbelanjaan lokal, yang sering didengar di percakapan seputar “Baju lo Blok M yah?”, iya, Blok M Square yang terkenal sebagai mid-low class shopping centre. Blok M yang dulu jadi tempat nongkrong anak muda era 90-an. Blok M yang jadi latar video klip Denny Malik jaman dulu. Blok M yang jadi tempat pemberhentian akhir bis DAMRI. Blok M yang sekarang didepannya ada stasiun MRT pertama yang terhubung dengan pusat perbelanjaannya. Blok M dan Filosofi Kopi Melawainya yang tak pernah sepi. Iya, ternyata Blok M ternyata memang seramai itu. Dari jalan utama di bawah stasiun MRT, di sepanjang jalan Melawai, sampai di dalam Blok M Squarenya sendiri, semuanya penuh, ramai, dan aktif.

Namun, sesampainya aku di Blok M sore hari ini, Minggu 17 Februari 2019, aku segera menuju ke lantai paling atas di Blok M Square. Aku menuju ke lantai 7, dan keluar dari area mall menuju ke tempat parkir. Semakin keluar lagi, barulah aku sampai. Terdengar suara adzan ashar berkumandang. Semakin aku bergegas. Dan kutemukan dia, yang kucari, ini, Masjid Nurul Iman Blok M.



Masjid yang luas namun sederhana. Ia tidak memiliki satu kubah besar di tengah, namun beberapa kubah kecil berwarna keemasan. Dengan detail kubah, teras, dinding, dan perpaduan nuansa warna merah dan coklat pada bagian relung masjid ini lebih mengingatkan saya pada gaya istana khas Timur Tengah. Tak hanya itu, masjid ini memiliki halaman teras luas yang ditengahnya didirikan miniatur menyerupai Ka’bah. Lengkap dengan Hajar Aswad, Makam Ibrahim, dan Hijir Ismail-nya. Dari keindahan sisi luar masjid ini, membuatku menghembuskan nafas sambil mengucap hamdallah. Dan lalu membuatku teringat; bahwa aku masih berada di atas pusat perbelanjaan. Iya, masjid indah dan sederhana ini hadir di tengah mewah dan sakitnya kehidupan dunia.

Aku segera melepas alas kakiku, mengambil air wudhu, dan masuk ke dalam ruangan masjid untuk ikut jamaah sholat ashar. Setelahnya, aku segera membuka ponsel dan menghubungi kedua temanku. Hari ini aku tidak sendiri, aku datang untuk mengikuti kajian Islam yang rutin dilaksanakan oleh pengurus masjid bersama kedua teman baikku; Salsa dan Delwid. Kami berjumpa di tengah-tengah dingin dan tenangnya suasana masjid, masih dalam balutan mukena. Kami saling menatap muka dan menjabat tangan, kami senang bisa berkumpul kembali layaknya dulu selalu sholat ashar bersama di Masjid Kampus. Tanpa mengucap lantang; kami bersyukur.

Ternyata, bagian dalam masjid ini cukup luas. Area wanitanya saja amat luas jika dibandingkan dengan masjid biasa di luar mall, untuk keseluruhannya bisa menampung tiga ribu jamaah (hasil searching! Haha). Ventilasi dan pendingin ruangan juga bekerja sangat baik, meskipun ramai udaranya tetap menyegarkan dan dingin. Alat sholat dan alquran juga disediakan dalam jumlah yang sangat banyak. Area wanita dan laki-laki dipisahkan oleh tirai yang membagi ruangan ini menjadi masing-masing setengah lingkaran. Karena tirai yang lebih tinggi dari rata-rata tinggi perempuan, kami sama sekali tidak bisa melihat area laki-laki. Namun, sudah disediakan layar dan proyektor untuk menampilkan gambar imam dan penceramah di bagian depan. Sehingga, kami segera mencari posisi duduk yang nyaman, mengeluarkan buku dan pulpen, lalu dengan tenang mendengarkan kajian sore ini.

Masjid Nurul Iman Blok M Square menawarkan kenyamanan untuk belajar agama, ia menyediakan jadwal kajian rutin. Kita bisa dengan mudah mencari informasi kajian lewat postingan instagram @masjidnuruliman dan hadir dalam kajian yang dilaksanakan. Gratis tentunya. Bahkan Ustad Khalid Basalamah yang terkenal di kalangan remaja muslim saat ini juga memili kajian rutin di masjid ini setiap minggunya, terkadang hari Selasa, Rabu, atau Sabtu, baiknya cek saja informasi di instagramnya. Yang pasti, cari informasi kajian saat ini sangatlah mudah, banyak yang gratis, yang diperlukan cuma satu: niatnya.


Alhamdulillah, niat mencari kajian minggu ini pun terlaksanakan. Diawali dengan rasa ‘penuh’ karena pekerjaan yang banyak dan merasa kurangnya mendekatkan diri, akhirnya aku dan kedua teman baikku ini bertemu hari ini. Kami juga sama-sama merantau dari orang tua dan rumah di Surabaya. Jadi, punya rasa dan kebutuhan yang sama. Jadi.. apa ya hahaha. Kami hanya ingin menyempatkan untuk saling mengingatkan dan mencari obat penyejuk hati.

Ba’da ashar sampai menjelang maghrib, kami mengikuti kajian yang membahas keimanan. Kami diingarkan tentang takdir Allah SWT, baik yang sudah ditetapkan maupun yang masih bisa kita usahakan. Diingatkan bahwa semua sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, seluruh kejadian alam semesta sudah dituliskan. Yang baik pun yang buruk. Kami diingatkan bahwa, Allah SWT yang memegang kendali atas semua yang terjadi, dan kami sebagai hamba-Nya sudah sepatutnya untuk selalu berprasangka yang baik. Percaya bahwa apapun ketetapannya, itu lah yang terbaik. Iman kepada Allah memang bukan sesuatu yang bisa dihitung dan dibuktikan. Cukup memang ada dalam hati, pikiran, dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Iman itu.. hanya aku dan Allah sendiri yang bisa tahu dan mengukur.

Aku tidak akan menjadikan cerita kali ini sebagai ringkasan apa yang kutulis dan kudapat dari materi kajian sore tadi. Aku hanya ingin berbagi tentang sebenarnya Allah dan kuasanya sedekat itu pada kita. Kuasa Allah untuk menggerakkan jari jemariku yang sedang main instagram untuk mencari jadwal kajian. Kuasa Allah untuk menggerakkan diriku untuk bersiap, pesan ojek online, dan pergi ke masjid di atas mall ini. Kuasa Allah untuk menggerakkan pikiranku agar mau belajar dan mendengarkan ustad yang sedang dengan baik hatinya membagi ilmu agama. Kuasa Allah untuk menggerakkan hatiku untuk agar tenang dan percaya atas kuasa-Nya. Atas takdir-Nya. Atas ketetapan-Nya. Atas ujian-Nya. Atas berkah-Nya. Atas segalanya.


Sore ini berlalu cukup cepat. Dua jam lebih kami duduk, menulis, mendengarkan, dan belajar sekali lagi tentang iman kepada Allah ternyata tidak terasa. Setelah kajian sore ditutup, kami sempatkan untuk menikmati area luar masjid sembari mengambil beberapa foto kebersamaan kami. Di area luar juga terdapat banyak saudara-saudara muslim yang berjualan, baik makanan dan minuman, alat sholat, kerudung, aksesoris berhijab, dan buku-buku bernuansa Islam. Harganya juga normal cenderung lebih murah untuk hijab dan buku saku untuk doa-doa.

Selepas itu, kami mengikuti sholat maghrib berjamaah. Lalu dilanjutkan dengan kajian ba’da maghrib, yang kali ini membahas: “50 Kiat agar Cinta Suami kepada Istri Semakin Dahsyat”. Kami diam. Lihat-lihatan. Tertegun. Lalu satu per satu berucap.. “Ini bahas apaan…? Kita ga salah jadwal…?” Hahahahaha. Dua jam setelahnya, kami tak henti-hentinya menahan tawa atas setiap cerita lucu dan tips yang diberikan. Bukan sedang menganggap guyon; namun tema ini terlalu advance bagi kita yang pacaran juga baru kemarin… suami.. suami siapa, Sal, Del? Huahahahahaha. Eits, meskipun begitu, catatan kami di kajian kedua ini lebih banyak dan lebih padat. Hahaha kami setia mendengarkan dan menulis informasi yang kami dapat agar nantinya ketika dibutuhkan, ia akan bermanfaat pada waktu yang tepat. Kalian mau catatannya? Agar cinta semakin dahsyat? Hahaha.

Disitulah pertemuan malan ini berakhir. Dengan banyak sekali pelajaran agama yang kami dapat, dan ketenangan hati yang meningkat, kami berpelukan dan berpamitan pulang. Kami yang dulu bisa bertemu setiap hari dalam periode waktu yang lama, sekarang butuh menyamakan jadwal agar bisa berjumpa.

Namun, disitu juga letak keindahannya.
Di tengah kerasnya kehidupan merantau di Jakarta, masih ada teman-teman baik yang senantiasa mengajak melakukan kebaikan. Kami yang sama-sama jauh dari rumah, selalu semangat untuk saling mengingatkan untuk tetap belajar dan mencari obat penyejuk hati.

Senang. Tenang. Hari ini amat menyenangkan.
Meskipun tidak memiliki kesempatan untuk berbelanja atau mencicipi kopi di Blok M dan Melawai di perjumpaan pertamaku di sini; sama sekali tidak menjadi masalah.

Hari ini amat menenangkan.
Terima kasih juga, Salsa dan Delwid.


D.
SHARE:

No comments

Post a Comment

Blogger Template Created by pipdig