August 7, 2014

Seru-seruan Mudik Lebaran 2014

Sabtu, 26 Juli 2014,

Sehari setelah ulang tahunku, kami melakukan tradisi rutin masyarakat Indonesia menjelang hari lebaran: mudik. Keluargaku yang terpisah jauh sendiri mencari keberuntungan di Surabaya sudah memiliki kegiatan wajib mudik ke daerah asal papa dan mama, di Jawa Tengah. Setiap tahunnya, kita memiliki perjalanan wajib dengan tujuan Jogja (rumah Pakde, saudara, dan teman-teman papa), Purworejo (keluarga mama), Ambarawa-Magelang-Parakan-dan sekitarnya (keluarga papa). Sebenarnya ada rumah-rumah saudara lain yang siap dikunjungi di Semarang dan Solo, tapi tidak setiap tahun kami kesana. Dan tahun ini, kami melaksanakan rute wajib ditambah menginap di Solo, di rumah keluarga mas Singgih, besan baru gitu ceritanya haha.

Papa yang selalu menjadi tumpuan yang menyetir mobil biasanya lebih memilih berangkat dini hari setelah sahur, biasanya kami pulang kampung dua atau tiga hari sebelum lebaran, kami memilih mobil karena kami berlima dengan segala barang membutuhkan tempat yang mencukupi ditambah lagi tempat-tempat yang harus kami datangi cukup banyak, jadi mobil menjadi lebih praktis karena bisa jadi lemari berjalan ke setiap kota. Haha. Kali ini, karena mbak-mbak di rumah baru pulang Jumat malam, dan menyiapkan rumah yang akan ditinggalkan, kami baru memulai perjalanan pada Sabtu pagi, sekitar pukul tujuh. One thing missed, kami Cuma berempat, karena mbak Ocha, yang sudah menikah dan sudah bekerja di Total, Balikpapan (I haven’t post about her super-fast wedding anyway haha next time will be) belum punya izin cuti, jadi dia Cuma punya jatah libur tiga hari sesuai tanggal merah, dan karena susah dapet tiket, akhirnya dia pulang dapet tiket ke semarang, dan bakal dijemput ke Solo,  jadi kami berempat bakal ketemu dia di Solo sehari sebelum lebaran.

Pukul tujuh pagi, semuanya masih baik-baik saja. Surabaya, mojokerto, jombang, nganjuk dan.... macet. Kami kena macet mulai dari nganjuk caruban sana selama empat jam, gila. Untung bisa jalan, madiun, sragen (kami buka puasa di sragen pake tongseng, gulai, tengkleng, semuanya kambing! Yum!) lanjut surakarta, dan sampailah di rumah mas Singgih. Besok paginya dengan mbak Ocha yang sudah datang (thanks God dia bawa kepiting Dandito dari Balikpapan haha), kami putar-putar Solo, ke keraton, pasar klewer, dan solo paragon. Udah cukup, capek, masih puasa haha. Lalu sorenya kami cus ke Jogja, meninggalkan mbak Ocha bersama keluarga barunya haha. Sampai Jogja, kami pas kan maghrib untuk berbuka di Gudeg Yu Djum, it’s a must. Lalu kami bermalam takbiran di rumah di Kaliurang. Besok paginya, Hari Raya Idul Fitri! Kami sholat ied di lapangan Grha Sabha Pramana Universitas Gajah Mada, kami sudah sering sholat disini karena biasanya imam dan penceramahnya terkenal, aku ingat waktu pernah Amien Rais. Setelah sholat ied, kami langsung pergi ke Purworejo, rumah nenek dan saudara mama, tapi sebelum keluar jogja kami sarapan Soto Kadipiro. Selamat Idul Fitri anyway!

Lebaran hari pertama dan kedua kami habiskan di tempat kelahiran mama, unjung-unjung ke semua saudara, dan tentunya makan-makan haha. Lebaran hari ketiga kami pindah ke tempat kelahiran papa, pukul tiga pagi kami menuju Parakan dulu, ada adik nenek dari papa, numpang sarapan dan mandi haha, di prakan itu dinginnya ga santai, kanan kiri jalan gunung, ada gunung kembar, yaitu Sindoro dan Sumbing. Kami sampai Ambarawa tepat waktu, karena nenek dan kakek dari papa sudah tiada, setiap tahunnya papa dan kedelapan saudaranya melakukan acara rutin untuk pertemuan, sungkem, dan berbahagia di rumah kelahiran mereka. Biasanya kami sebut trah. Tidak terasa, dari dua orang pasangan nenek-kakek dari papa, sekarang sudah ada 68 orang, termasuk anak, menantu, cucu, cucu menantu, dan buyut, amaze!

Lebaran hari keempat kami habiskan lagi di tempat kelahiran mama, di rumah adik-adik mama. Sampai akhirnya Jumat sekitar pukul tiga pagi, kami bersiap-siap kembali ke Surabaya. Keluar Purworejo, ke Jogja, Klaten, Surakarta, Sragen dan.. kami telepon Suara Surabaya, mau menentukan lebih baik lewat selatan atau tengah, dan ternyata pukul enam pagi di Wilangan-Caruban sana sudah macet, maka kami putuskan tidak lewat jalur selatan. Kami lanjutkan dari Sragen, Pati, Bojonegoro, Babat, Lamongan, Gresik, and finally Surabaya! Meskipun lebih jauh nambah satu atau dua jam, tapi lewat sini nggak macet sama sekali, dibanding lewat caruban macet empat jam? Haha. Dan karena dari jam tiga pagi di mobil, papa baru memberikan kami kesempatan makan (agak hiperbola haha) di lamongan, kami makan soto lamongan asli yang terkenal di Depot Asih Jaya, katanya yang asli ya dari sini, dan juga mampir di Nasi Krawu Bu Timan Gresik haha. Alhamdulillah kami sampai rumah dengan selamat dan perut kenyang, lebaran ini isinya kuliner jawa asli haha. Yeayer!

p.s. nulis post tentang perjalanan keluar kota jadi inget kalau belum nulis tentang jalan-jalan singkat ke jakarta-bandung waktu lagi kuliah gara-gara mbak Ocha wisuda S2, padahal itu pertama kali ke Bandung (wakakak jangan diketawain) gonna remember and write it then.

Happy holidays for college students (like me) who havent start school yet, we love holiday!

--
Adelia Budiarto.
SHARE:

2 comments

  1. wow, long way mudik ya? but I feel that journey is so amazing, spending long time woth family in a car for a trip. Selamat lebaran ya, semoga bertemu lg di thn 1436 H.

    ps. : waiting for your untold trip story ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. yep it is! it was so comfy, lovely, and ngangenin bgt. Terima kasih, kamu juga, aamiin! haha i'll post asap sorry ^^

      Delete

Blogger Template Created by pipdig